Fakta-Fakta Kartu Prakerja Gelombang 12
Related
Program Kartu Prakerja merupakan salah satu program bantuan
dari Pemerintah yang sangat ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat. Mereka yang terkena PHK, atau pekerja/buruh
yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil,
bisa mendaftar Kartu Prakerja. Tidak disangka, program Kartu Prakerja yang awalnya tidak akan
dilaksanakan pada tahun 2020 ini. Namun adanya pandemi covid-19, program ini
dipercepat diluncurkan untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan. Antusias
masyarakat yang mendaftar sungguh luar biasa dari mulai gelombang 1 hingga 11,
sudah ada puluhan juta orang yang mengantri, tapi kuota Pemerintah terbatas
untuk program ini. Oleh karena itu, akhirnya Pemerintah membuka kembali program
Kartu Prakerja gelombang ke-12 kemarin, Selasa (23/2/2021). Berikut fakta-fakta
terkait program Kartu Prakerja gelombang ke-12 yang telah dirangkum oleh Liputan6.com,
Rabu (24/2/2021).
1. Gelombang 12 Hanya untuk 600 Ribu Peserta
Kuota pendaftaran yang dibuka pada gelombang ke-12 program
Kartu Prakerja ini mencapai 600 ribu orang. "Gelombang ke-12 akan dibuka
dengan kuota 600 ribu peserta,"
kata Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat konferensi
pers, Selasa (23/2/2021). Dia menyampaikan, program Kartu Prakerja semester
I-2021 ini masih sama yakni metode semi bantuan sosial. Di mana pemerintah
memberikan besaran pelatihan sebesar Rp 1 juta. Kemudian insentif pasca
pelatihan Rp 600 ribu setiap bulannya selama 4 bulan dengan total insentif
pasca pelatihan sebesar Rp 2,4 juta. Pemerintah juga memberikan insentif pasca
survei Rp 50 ribu setiap 1 kali survei, dan survei dilakukan 3 kali dan total
insentif survei sebesar Rp 150 ribu. Menko Airlangga menambahkan, untuk target
peserta Program Kartu Prakerja 2021 adalah 2,7 juta dengan anggaran mencapai Rp
10 triliun. Dan ini diharapkan kan bisa selesai dalam bulan Maret 2021
mendatang.
2. Syarat Penerima Kartu Prakerja
Menko Perekonomian mengingatkan kembali persyaratan untuk dapat menerima kartu prakerja sama dengan tahun 2020, yaitu warga negara Indonesia 18 tahun keatas, tidak sedang mengikuti pendidikan formal, program ini ditujukan untuk pencari kerja yang sedang menganggur atau pekerja maupun wiraswasta. “Kami juga mengajak para pekerja yang dirumahkan ataupun kehilangan pekerjaan, dan para pelaku usaha mikro maupun kecil yang terdampak ataupun tutup usaha karena pandemi covid-19 untuk mendapatkan pendaftaran dalam program kartu prakerja,” ujarnya. Selain itu penerima kartu prakerja tidak dapat diberikan kepada pejabat negara TNI/Polri/ASN/anggota DPR/DPR/BUMN/BUMD/Kepala Desa/ perangkat desa dan pejabat BUMN maupun BUMD.
3. Penerima Program Prakerja Tidak Menerima Bantuan Lain
Demikian, untuk mendorong penerimaan bantuan dari pemerintah
dan untuk menghindari duplikasi penerima Bansos, maka Kartu Prakerja tidak
dapat diberikan kepada mereka penerima Bansos dari Kementerian sosial atau
DTKS, subsidi upah, banpres produktif mikro atau BUMN maupun penerima Kartu
Prakerja yang sudah menerima di tahun 2020. “Selain itu juga penerima Kartu
Prakerja dibatasi hanya 2 orang Per 1 KK kartu keluarga,” pungkasnya.
4. Pemerintah Klaim Program Kartu Prakerja 2020 Tepat
Sasaran
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto
mengklaim, Program Kartu Prakerja pada 2020 sudah tersalurkan sesuai target
kepada 5,5 juta penerima dari 11 gelombang pendaftaran. Penerima ini
terdistribusi secara merata-proporsional di 514 Kabupaten dan Kota dari 34 Provinsi
di Indonesia. "Dengan 3 provinsi penerima terbanyak tercatat di Jawa
Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Sementara 3 provinsi dengan penerima paling
sedikit yaitu Papua Barat, Papua, dan Maluku Utara," kata Menko Airlangga
dalam pembukaan Kartu Prakerja Gelombang ke-12 secara virtual, Selasa
(23/2/2021). Selain capaian atau output tersebut, Program Kartu Prakerja juga
baik dari sisi outcome, di mana selain untuk memberi keterampilan dan
meningkatkan kompetensi, Program Kartu Prakerja juga terbukti sebagai instrumen
perlindungan sosial yang melindungi daya beli penerimanya. Hasil survei BPS
tahun 2020, menunjukkan bahwa 88,9 persen penerima Prakerja menyatakan
keterampilan kerjanya meningkat dan 81,2 persen menyatakan insentif yang
diterima dipakai untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Ketua Komite Cipta Kerja
itu menambahkan, Program Kartu Prakerja juga berhasil mendorong kebekerjaan dan
kewirausahaan. Hal ini dapat dilihat dari hasil Survei Evaluasi yang dilakukan
oleh PMO kepada jutaan penerima Prakerja bahwa sebanyak 35 persen penerima yang
awalnya menganggur, pada saat dilakukan survey evaluasi mengatakan telah
bekerja atau berwirausaha. Program Kartu Prakerja juga terbukti dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat (inklusif), di mana Penerima Kartu
Prakerja sebanyak 5 persen adalah difabel, 9 persen berpendidikan SD ke bawah,
2 persen mantan Pekerja Migran Indonesia, 2 persen berasal dari kabupaten
tertinggal, 45 persen perempuan, dan 25 persen belum terinklusi secara keuangan.
5. 3 Kunci Sukses Kartu Prakerja
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada 3 kunci sukses dalam berhasilnya pelaksanaan program kartu Prakerja di tahun 2020, salah satunya penggunaan teknologi digital. “Kunci sukses dari program kartu prakerja dilakukannya inovasi di berbagai Lini yaitu, yang pertama adalah end-to-end digital juga menggunakan teknologi,” kata Menko Perekonomian dalam pembukaan Gelombang 12 Kartu Prakerja, Selasa (23/2/2021). Menurutnya, dengan digitalisasi ini membuat program dapat dilakukan secara langsung tanpa perantara, yang bersifat transparan, akuntabel dengan kecepatan dan skala yang luas. Kunci sukses kedua, adalah customers first mindset. Sejak awal program ini didesain untuk mempunyai mindset sebagai produk, agar dapat diterima dan preferensi serta suara konsumen terus didengar serta kanal komunikasi dibuka. “Penerima Kartu Prakerja adalah pengambil keputusan yang bebas memilih pelatihan, platform digital atau Mitra pembayaran tanpa adanya intervensi,” ujarnya. Ketiga, adalah competitive collaboration. Di mana program Kartu Prakerja banyak menjalin mitra, baik itu platform digital untuk mitra pembayaran ataupun mitra pelatihan. Sehingga program Kartu Prakerja ini membuat pasar baru. “Pasar yang sebelumnya tidak ada yaitu pasar peningkatan skill. Saat ini dalam ekosistem Kartu Prakerja terdapat 7 platform digital, 5 mitra pembayaran, 154 lembaga pelatihan dengan 1.701 pelatihan yang bersaing secara sehat, transparan dan terbuka,” jelasnya. Dengan demikian, program Kartu Prakerja ini memberikan produk dan layanan yang terbaik bagi pengguna. “Jadi inilah sebuah ekosistem baru yang memang melakukan pelatihan kepada masyarakat,” pungkasnya.
6. Anggaran Rp 10 Triliun
Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja memastikan bahwa
anggaran sebesar Rp10 triliun untuk Program Kartu Prakerja 2021 diberikan hanya
satu semester saja. Adapun semester I-2021 pemerintah menargetkan sebanyak 2,7
orang penerima Kartu Prakerja. "Anggaran yang sudah definitif adalah Rp10
triliun untuk satu semester dengan 2,7 juta penerima dalam skema yang sama
persis seperti tahun 2020," kata Head of Communications Manajemen
Pelaksana Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu, kepada wartawan, Selasa (23/2/2021). Dia
menyadari memang masih ada ada selisih anggaran sebesar Rp10 triliun lagi untuk
Program Kartu Prakerja 2021. Mengingat pemerintah sendiri sudah menganggarkan
Program Kartu Prakerja pada tahun ini sebesar Rp20 triliun. "Anggaran
total Rp20 triliun adalah indikasi, tetapi kami masih menunggu arahan yang
definitif," imbuh dia. Sementara itu, terkait dengan kuota penerima
Program Kartu Prakerja semester II dirinya juga belum bisa memastikan
besarannya. Sebab, pihaknya masih menunggu kepastian daripada anggaran
tersebut. Sebelumnya, pemerintah menaikkan anggaran Program Kartu Prakerja dua
kali lipat alias 100 persen di 2021 ini. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat dengan Komisi XI DPR. Sri Mulyani
menjelaskan, pada tahun ini, anggaran program Kartu Prakerja naik menjadi Rp 20
triliun dari anggaran sebelumnya yang sebesar Rp 10 triliun.
7. 35 Persen Penerima Kartu Prakerja Awalnya Menganggur
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pada tahun 2020 program Kartu Prakerja sudah tersalur sesuai target kepada 5,5 juta penerima dari 11 gelombang pendaftaran. Berdasarkan hasil survei BPS di tahun 2020 menunjukkan, sebanyak 88,9 persen dari penerima Kartu Prakerja menyatakan keterampilan kerjanya meningkat, dan 81,2 persen peserta menyatakan insentif yang diterima dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. “Program Kartu Prakerja juga mendorong ke pekerjaan dan kewirausahaan, dan hal ini dapat dilihat dari hasil survei evaluasi yang dilakukan oleh PMO kepada jutaan penerima Prakerja. Sebanyak 35 persen penerima awalnya menganggur,” kata Menko Perekonomian, dalam pembukaan Kartu Prakerja Gelombang 12, Selasa (23/2/2021). Dari 35 persen itu, 17 persen berubah dari menganggur menjadi wirausaha, dan 18 persen menjadi pegawai atau buruh atau freelance. Menko Perekonomian menyebut program Kartu Prakerja terbukti menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Di mana penerima Kartu Prakerja sebanyak 5 persen adalah kaum difabel, 9 persen berpendidikan SD ke bawah. Kemudian, 2 persen adalah mantan pekerja migran Indonesia, 2 persen penerima berasal dari kabupaten tertinggal, 45 persen adalah perempuan dan 25 persen pesertanya belum terinklusi secara keuangan.
sumber liputan6.com
0 Response to "Fakta-Fakta Kartu Prakerja Gelombang 12"
Post a Comment