Jokowi Pastikan Kartu Prakerja Bisa Diikuti Oleh Siapapun, Termasuk yang Drop Out

 

Program Kartu Prakerja dipastikan bisa diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia tapi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ketentuan yang berlaku mengharuskan para peserta program Kartu Prakerja sudah berusia 18 tahun ke atas dan tidak sedang menjalani pendidikan formal.

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Pengarahan Presiden kepada Peserta Kartu Prakerja Tahun Anggaran 2020 dan 2021 di Istana Negara yang disiarkan oleh YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (17/3/2021). "Ini program sebetulnya untuk semuanya. Siapapun boleh, yang lulus SMA, yang lulus SMK pun silakan, yang lulus perguruan tinggi juga silakan, yang drop out juga silakan, yang PHK silakan," kata Jokowi, dikutip dari detikcom. Selama pandemi, Jokowi bilang peserta Kartu Prakerja diprioritaskan kepada pekerja yang terkena PHK.

"Tapi yang prioritas saat ini memang yang diberi prioritas yang diutamakan yang terkena pemutusan hubungan kerja, tapi sebetulnya ini untuk siapapun," sambugnnya. Berdasarkan aturan yang berlaku, program Kartu Prakerja terbuka bagi semua warga negara Indonesia (WNI) yang berusia 18 tahun ke atas dari kalangan pencari kerja atau pengangguran termasuk lulusan baru dan korban PHK.

Selanjutnya para pekerja seperti buruh atau karyawan, wirausaha, dan tidak sedang mengikuti pendidikan formal. Dalam beleid ini, yang dilarang mengikuti program Prakerja adalah penerima bansos Kementerian Sosial (DTKS), penerima BSU atau BPUM atau penerima Prakerja tahun sebelumnya, TNI/Polri, pegawai negeri sipil (PNS), anggota DPR/DPRD, dan pegawai BUMN/BUMD.

Meski terbuka untuk semua masyarakat Indonesia, Jokowi menyebut yang bisa diterima hanya sesuai kuota yang ditetapkan pemerintah. Dia mencontohkan seperti tahun 2020, di mana yang mendaftar tercatat sekitar 55,6 juta orang namun yang diterima hanya 5,5 juta orang. Sementara di tahun 2021, pemerintah akan menerima sekitar 2,7 juta orang pada kuartal I tahun ini dan baru menerima sekitar 1,8 juta orang.

"Artinya peminatnya sangat banyak sekali, artinya apa? memang belum tertampung semuanya dan ada kurang lebih 1700 pelatihan, 1700 macam pelatihan yang disiapkan oleh 165 lembaga pelatihan," ujarnya. "Jumlah yang banyak kemudian peserta secara bebas dipersilahkan untuk memilih mana yang dipilih sesuai dengan minat dan mungkin talenta yang dimiliki," ungkapnya.

Melalui program Kartu Prakerja, pemerintah juga memberikan insentif kepada para pesertanya. Setiap peserta bisa mendapat sebesar Rp 3.550.000. Dari angka tersebut, Rp 1.000.000 tidak bisa diuangkan karena untuk dana pelatihan, jika tidak mengikuti pelatihan maka kepesertaan akan hangus dan uang akan dikembalikan ke kas negara. Sisanya yakni Rp 2.550.000 bisa dipegang masyarakat jika mengikuti pelatihan Kartu Prakerja. Nantinya, manfaat itu diberikan setelah mengikuti pelatihan yang akan ditransfer Rp 600.000 selama empat bulan, dan jika mengisi survei sebanyak 3 kali akan dapat insentif tambahan sebesar Rp 150.000.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan para alumni peserta program Kartu Prakerja akan mendapat fasilitas tambahan di luar dari insentif yang sebesar Rp 3.550.000. Fasilitas yang dimaksud, kata Airlangga adalah bantuan modal yang berasal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Fasilitas ini juga hanya bisa diakses oleh para alumni yang memilih untuk menjadi wirausaha usai pelatihan Kartu Prakerja.

"Jadi hari ini para wirausaha alumni yang difasilitasi mendapatkan modal usaha dan ini akan dilanjutkan dengan KUR mikro dan juga KUR reguler. Jadi terus bisa dimonitor karena datanya dimiliki" kata Airlangga. (*)

SumberHarianHaluan

0 Response to "Jokowi Pastikan Kartu Prakerja Bisa Diikuti Oleh Siapapun, Termasuk yang Drop Out"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel